Ahmed Hasna, seorang penjudi bermasalah, menggugat salah satu raksasa kasino Australia sebesar $4,6 juta. Staf Crown Casino membujuknya ke meja rolet meskipun faktanya mereka tahu atau pasti tahu tentang kecanduan judinya.
Dia tidak didorong untuk berjudi yang bertanggung jawab, kesejahteraan finansial dan mentalnya dalam bahaya ketika dia didorong ke dalam perjudian dengan hadiah, makan malam, dan tiket ke berbagai acara. Pada bulan Juni dia kehilangan $100.000 yang dibayar dengan cek dan kemudian terpental. Dia juga memberi tahu staf bahwa dia sedang memikirkan pengecualian diri dari perjudian, dan dia memiliki masalah keuangan. Namun setelah itu, ia diundang ke Ruang Mahoni eksklusif. Apalagi ibu Hansa datang ke kasino dan meminta staf untuk melarangnya berjudi dan kehilangan uang keluarganya.
Peter Lawrence, kepala layanan pelanggan VIP kasino mengakui bahwa tindakan Crown tidak bertanggung jawab. Hasna tidak dilarang hingga Desember 2020.
Gugatan tersebut didasarkan pada fakta bahwa manajemen Crown mengabaikan tanda-tanda berbahaya tersebut. Kode Etik Perjudian yang Bertanggung Jawab mencantumkan kasus serupa sebagai indikator bahwa seorang pemain sedang dirugikan.
Hasna menyatakan dia kehilangan uang setiap kali dia datang ke kasino untuk mendapatkan tiket gratis ke pertunjukan dan acara olahraga yang diberikan oleh Crown. Hasna menghabiskan uang yang dipinjam dari keluarga dan teman-temannya di Crown Casino. Pada tahun 2016 saudara perempuannya harus menjual apartemennya untuk membayar hutang judinya.
Posisi Komisi Kerajaan Victoria
Kasino wajib menyediakan layanan perjudian secara bertanggung jawab, dan dalam kasus Hasna, Kasino Crown melanggar kode etik dan hukum mereka sendiri. Ini bukan satu-satunya pertanyaan yang terkait dengan Crown Casino. Komisi adalah untuk memutuskan apakah kasino cocok untuk memegang lisensi.
